Hey.
Aku ingin menceritakan sebuah kisah tentang seseorang. Kau tahu?
Dia bukanlah seseorang yang selalu tersenyum untuk menutupi kesedihannya.
Dia bukanlah seseorang yang selalu tertawa seperti tak ada apa-apa.
Dia bukanlah seseorang yang bisa dekat dengan semua orang.
Dia bukanlah seseorang yang menarik.
Dia bukanlah seseorang yang asik.
Dia bukanlah seseorang yang diinginkan semua orang.
Dia bukanlah seseorang yang yang dinantikan oleh semua orang.
Kau tahu?
Dia adalah seseorang yang kadang tak ingin menjalani harinya.
Dia adalah seseorang yang sangat mudah menangis dan rapuh.
Dia adalah seseorang yang takut merasa ditinggalkan.
Dia adalah seseorang yang pendiam, membosankan.
Kau tahu?
Dia benci dengan semua omong kosong itu, dia benci dengan segala janji yang tak tertepati, dia benci dengan rasa simpati orang lain.
Kau tahu?
Dia TIDAK menyedihkan seperti yang kau kira. Dia tidak perlu rasa kasihan, dia tidak perlu rasa simpati. Dan dia TIDAK perlu OMONG KOSONG. Dia tidak perlu janji.
Kau tahu?
Dia sudah pernah bertemu dengan orang-orang yang hanya suka menebar janji, orang-orang yang hanya suka berbicara omong kosong, orang-orang yang hanya berpura-pura untuk peduli.
Kau tahu?
Dia tahu rasanya tidak diinginkan, dia tahu rasanya dihindari, dia tahu rasanya disakiti, dia tahu rasanya tidak dipedulikan, dia tahu rasanya dikasihani. Tapi, kubilang sekali lagi, dia, tidak perlu kau kasihani.
Mungkin kau punya banyak teman, yang tertawa denganmu, dan juga merasa kesedihanmu. Mungkin kau punya banyak teman yang peduli padamu, yang bersimpati padamu.
Tapi, kau tahu?
Dia juga punya. Dia tidak pernah sendiri. Dia pun memiliki teman yang peduli padanya, teman yang tertawa dan bersedih dengannya, tapi, dia tidak butuh simpati itu.
Setelah apa yang kau baca, coba kau pikir.
Apa kau mengenalnya?
Apa dia salah satu dari seorang temanmu?
Atau, apa kau salah satu dari temannya?
Terkadang, mereka berpikir kalau mereka mengenalnya. Tetapi, sebenarnya tidak.
Terlalu banyak hal yang ia pendam sendiri, terlalu banyak kata yang tak dapat terucap, tapi, dia tidak semenyedihkan itu. Dia bahagia, dia bahagia dengan hidupnya, dan dia ada, sampai saat ini.
No comments:
Post a Comment