Ada apa? Tanyanya
Tidak, bukan urusanmu.
Lalu?
Apanya? Ku bilang, bukan urusanmu, jawabku.
Memang bukan, tapi tak ada salahnya aku tau kan?
Aku tersenyum. Salah, jelas salah. Kataku dalam hati.
Ada apa? Tanyanya.
Kau tidak menyadarinya? Tanyaku.
Kita...berbeda?
Jawaban macam apa itu?
Aku tidak pandai menerka, katanya.
Lucu sekali.
Kau membuatku semakin bingung, aku tak mengerti. Katanya
Kau membuatku sedih, tidak kah kau sadari?
Apa maksudmu? Tanyanya.
Semuanya seharusnya tak seperti ini bukan? Kau dan aku. Seharusnya kita masih tertawa bersama saat ini, berbagi kisah hari ini, menceritakan hal bodoh dan tak berguna, saling berkata i love you more, mencoba membahagiakan satu sama lain, dan berharap akan terus seperti itu. Tertawa. Bahagia. Bersama.
Jadi maksudmu, ini salahku? Tanyanya.
Tidak ada yang salah menurutku. Hanya kita tak saling mengenal lagi, benarkah?
Kau selalu membuatku bingung, katanya lagi.
Kau selalu seperti itu, tak mencoba mengerti, kataku.
Aku berusaha mengertimu, tapi kau tidak. Katanya.
Jadi, ini salahku? Tanyaku.
Coba kau pikirkan, katanya.
Kalau ini salahku, mengapa tak kita bicarakan? Mengapa tak saling berusaha mengingatkan? Kau yang bilang kita harus saling terbuka, aku mencoba. Kataku dalam hati.
Mengapa kau diam?
Karena aku tak tau harus berkata apa.
Belum terlambat, katanya
Terlambat apa? Tanyaku.
Semuanya, aku yakin kau mengerti.
Belum terlambat, kataku.
Kau terseyum, akupun begitu. Karena kita tau, dalam hati.
-n.n.a
No comments:
Post a Comment